Source: http://www.amronbadriza.com/2013/01/cara-membuat-tulisan-mengikuti-kursor.html#ixzz2OdseWVlX -->

BLOGSPOT

BLOGSPOT
LAGI NYANTAI BRO

Jumat, 30 Januari 2015

http://www.adzly.com/?a=join&mes=Username%20can%20only%20contain%20letters%20and%20numbers

Senin, 07 Oktober 2013

surat pribadi ( surat keterangan sakit)

Kuningan, 1 Januari 2013 Kepada Yth. Bapak/ Ibu guru Wali kelas di tempat Dengan Hormat, Dengan ini Kami memberitahukan kepada Bapak/Ibu guru/Wali kelas ... bahwa anak saya bernama : ……. Kelas : …. Pada hari ini tanggal : …… bulan …. tahun … tidak bisa mengikuti pelajaran sebagaimana mestinya karena disebabkan sakit Karena itu mohon kiranya Bapak / Ibu guru dapat memakluminya. Hormat Kami, ttd (nama jelas orang tua)

Minggu, 21 April 2013

DRAMA MTSN

PERPISAHAN MTsN PITUMPANUA *Di salah satu sudut sekolah, di bawah pohon ketapang, terlihat beberapa anak kelas IX MTsN PITUMPANUA Kab.WAJO, sedang berbincang asyik sekali. Mereka adalah Ira, Shinta dan Cintya* Ira : Ah…ngak nyangka yach, sebentar lagi kita jadi anak SMA. Shinta : Iya..ya, tapi aku masih was..was nich! Ira : Was-was kenapa Shin? Shinta : Was-was, kira-kira aku di terima ngak yach di SMA FAPORIT ? Ira : Emang kemarin waktu, ada soal yang tidak bisa kamu jawab? Shinta : gak ada sich, tapi tetep aja aku was-was. Ira : Iya kita doa aja, biar kita diterima yach? Eh..Tya! kamu kok diam aja sich? *Cintya yang ditegur oleh Ira, masih tetap asik dengan corat-coretnya di buku agenda yang selalu ia bawa* Ira : Cintya jegeg! Kamu lagi bikin apa sich? Cintya : Heeee….ngak ada kok, cuman iseng bikin puisi aja. Shinta : Hahaha bukan Cintya namanya Ir! Kalau tidak bikin puisi! Ira : Mana Tya, aku lihat! Wah..puisi perpisahan! Mmmm aku punya ide! Shinta : Ide apa Ir? Ira : Gimana jika saat kita pengumuman kelulusan kamu bacakan puisi perpisahan, kamu bacakan puisi ini Tya? Cintya : Aku? Kamu kan tau Ir, aku hanya bisa bikin puisi, tapi ngak pintar membacanya! Ira : edeh…belum apa-apa kamu udah nyerah! Cintya : Selama ini, puisi-puisi aku yang baca juga Shinta kan? Shinta : Ahh….kalau udah gini, aku lagi deh, ngak ah, kali ini kamu yang baca Tya! Ira : Iya Tya, Hitung-hitung hadiah perpisahan juga jadi bahan kenangan tuk orang yang kita tinggalkan. Shinta : Coba kamu baca Tya! *Cintya mulai komat-kamit membaca puisi dalam hati. Kemudian Ia mencoba untuk membacakannya untuk Ira dan Shinta* Cintya : Ehem..ehem, maaf ya kalau jelek! Perpisahan 3 tahun adalah waktu yang singkat, Untuk aku belajar huruf demi huruf, angka demi angka. 3 tahun adalah waktu yang singkat, Untuk mengenal gelak tawa, gurau hingga tangis kecil kita. 3 tahun adalah waktu yang singkat, Untuk membuat kita rindu masa-masa di ruangan ini. Sesaat setelah ini… Tak kutemui lagi sosok wibawa guruku, Yang begitu sabar membimbing dan mendidikku, Sejak kepompong hingga menjadi kupu-kupu, Mendorongku untuk mengejar cita-cita. Sesaat setelah ini… Tak kutemui lagi, sosok riang, usil dan penuh canda, Sahabat-sahabatku tercinta. Tak kutemui lagi, wajah manis dan cemberut ibu kantin, Tiap kali aku menumpahkan minuman di mejanya. Perpisahan ini harus terjadi, walau berat aku ungkapkan, Kadang kesedihan selalu mengiringnya, Namun jangan membuat kita menangis. Perpisahan bukan akhir dari segalanya, Karena suatu hari nanti, Kita pasti akan bertemu kembali. Terima kasih Guruku, Engkau adalah pahlawanku, sekarang dan selamanya, Terima kasih sahabatku tercinta, Kita boleh berpisah, namun aku akan selalu merindukan kalian. *Ira dan Shinta bertepuk tangan* Shinta : Wah…bagus Tya! Cintya : Terima kasih Shin! *Sementara Ira, Shinta dan Cintya asik dengan kegiatannya, tiba-tiba Yoga, yogu, Marlintya, Amara, dan Vera menghampiri mereka* Yoga : Wah..wah..kalian lagi ngapain nich? Marlintya : Iya nich..kita lihat dari tadi kalian asyik banget! Amara : Kita boleh ikutan gabung dong? Ira : Eh…kalian, kami baru membicarakan tentang acara perpisahan kita nanti. Vera : Memang kalian punya rencana apa? Ira : Jadi begini, Cintya iseng membuat puisi tentang perpisahan, nah..aku dan Shinta memintanya untuk membaca di acara perpisahan nanti, menurut kalian gimana? Marlintya : Wah…bagus itu, aku setuju Ir! Amara : Mana puisinya? Coba aku lihat. *Cintya menyerahkan puisinya kepada Amara* Amara : Wuih…puisinya ok. Aku suka dan setuju sekali! Gimana Ver? Vera : Aku sich apa kata kalian, yang penting baik untuk semua, secara aku gak ngerti puisi! Yoga : Hahahah..Vera itu ngak ngerti puisi, dia cuman bisa tidur di kelas hahahahah Vera : Ah…kamu Ga..baru ketiduran sekali, diungkit-ungkit terus. Ira : Sudah, sudah, jadi intinya kalian setuju kan? Yoga : Setuju Ir, tapi kita harus bicarakan dengan pak guru rencana ini! Ira : Iya, nanti kita sama-sama ke ruang guru, gimana? Soge : Oke. Tapi sebelumnya kita ke kantin dulu yuk, laparrrrr Teman-teman : Wuuuuuu… Shinta : Dari tadi Soge diem aja, ujung-ujungnya mau makan! Yoga : Tapi bener nich..aku juga lapar, ayo kita ke kantin Teman-teman : Ayo! *Merekapun akhirnya pergi ke kantin sekolah*

Selasa, 09 April 2013

cerpen tema pendidikan " rini yang sombong dan serbatahu"

Pagi itu,Rini bangun terlambat.Setelah melihat jam wekernya tanpa basa-basi Rini lansung mandi.Setelah mandi ia memakai seragam olahraga. Setelah itu,ia langsung mengambil tasnya lalu berlari ke bagasi untuk mengambil sepeda favoritnya.Tetapi ia ditahan oleh ibunya karena tidak sarapan. ”Rini ayo makan”kata ibunya Nngak sempat ma,aku sudah terlambat Sebelum ibunya menjawab,ia langsung mengayuh sepedanya dengan kencang. Setelah sampai di sekolah.”Untung hari ini pakai seragam olahraga.Jadi nngak perlu disetrika,jadi aku belum terlambat.”kata Rini sambil memarkir sepedanya Sesampai dikelas,ia langsung menyapa sahabatnya yaitu Rima dan Rani. “kok kamu datang nggak seperti biasanya”serentak Rima dan Rani “iya soalnya aku begadang gara-gara pr bahasa indonesia dari Pak Rahmat.kan nggak boleh masuk kalau belum selesai.”jawab Rini “oh,iya pr kamu udah selesai nggak” “belum tinggal no. 9 dan 10” Tiba-tiba bel berbunyi,Semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing.tapi Rini malah pergi ke kantin gara-gara nggak sarapan pagi. Ditengah jalan ia bertemu dengan Bu Darna. “ehh,Rini kok nggak masuk ke kelas.Bukannya bel sudah berbunyi,kan ibu juga yang masuk ke kelas kamu”. “e.....e.....e..... anu bu,saya mau pergi cuci tangan” “ya sudah,cepat ya Rini” “iya bu” Setelah beberapa langkkah Rini pun berkata dalam hatinya “Ya Allah maafkan saya Ya Allah, saya sudah berbohong kepada Bu Darna.habis perut Rini keroncongan kan kalau perut keroncongan nggak konsentrasi juga belajarnya” Kemudian Rini pun berlari ke kantin. Setelah Rini membeli beberapa makanan ringan dan minuman favoritnya,kemudian kembali ke kelas sambil makan berjalan. Sesampai di kelasnya ia langsung mengambil buku matematikanya. Setelah beberapa lama kemudian Ibu Darna mengajukan pertanyaan kepada semua siswa tentang persegi panjang.Rini pun langsung mengangkat tangannya untuk mengerjakan soal tersebut di papan tulis.dan jawaban Rini sudah benar.Sedangkan Rima dan Rani memuji-muji Rini. “Wah,kamu hebat orang sekelas nggak ada yang tau jawabannya tetapi, kamu dapat menjawabnya dengan benar” “allah,itu sih gampang jadi nggak usah puji-puji deh soalnya aku nanti jadi tersanjung”kata Rini dengan sombongnya Lalu Bu Darna mengajukan pertanyaan kedua.Kemudian Rini mengangkat tangannya lagi tetapi Bu Darna menunjuk Riki.Namun Riki tIdak dapat menjawabnya dengan benar. “siapa yang bisa menjawabnya,ayo coba Riko” “saya tidak bisa menjawabnya bu..!”kata Riko Sedangkan Rini dari tadi berkata “saya bu”yang selalu diulang-ulang Karena tidak ada yang bisa menjawabnya dengan benar.Akhirnya Bu Darna menunjuk Rini dan jawabannya benar lagi. Akhirnya tibalah penaikan kelas.Rini membangga-banggakam dirinya karena ia yakin ia akan peringkat 1 umum.Tetapi itu semua jauh dari yang dipikirkan.Bahkan ia tidak masuk 10 besar. Setelah itu Rini pun sadar bahwa walaupaun saya pintar tetapi karena kesombongannya nilainya pun anjlok.

Minggu, 31 Maret 2013



memang kita harus senang saat menghadapi ujian bukan hanya was-was yang ada , takutnya yang ada cuman kegagalan yang ada.